Pada zaman dahulu kala, di sebuah kerajaan yang jauh, hiduplah seorang putri cantik bernama Aurora. Ia lahir pada pagi yang cerah, dan seluruh kerajaan bersuka cita menyambut kelahirannya. Raja dan Ratu yang sangat bahagia mengundang semua makhluk baik hati ke istana untuk merayakan hari istimewa itu.
Di antara tamu-tamu yang hadir, terdapat tiga peri yang sangat dihormati: Peri Cahaya, yang membawa keindahan dan keceriaan; Peri Alam, penjaga alam dan makhluk hidup; serta Peri Waktu, yang memiliki kekuatan untuk mengatur waktu dan perubahan.
Ketiganya datang untuk memberikan hadiah kepada sang putri:
-
Peri Cahaya memberinya sinar kebahagiaan dan paras menawan.
-
Peri Alam menghadiahinya hubungan yang harmonis dengan alam.
-
Peri Waktu memberinya kebijaksanaan dan waktu yang berpihak.
Namun, kebahagiaan itu mendadak berubah menjadi mencekam ketika tiba-tiba muncul perempuan jahat bernama Malefica. Karena merasa tidak diundang dan dilupakan, ia datang dengan kemarahan yang membara.
Dengan suara yang menggema, Malefica berkata,
“Putri ini akan tertusuk jarum pada ulang tahunnya yang ke-16 dan jatuh ke dalam tidur panjang yang tak akan pernah berakhir! Hanya ciuman cinta sejati yang dapat membangunkannya.”
Udara istana menjadi dingin seketika, dan bayangan Malefica menghilang dalam kegelapan. Semua orang membeku dalam ketakutan. Namun ketiga peri segera bergerak untuk menyelamatkan Aurora.
-
Peri Cahaya berkata, “Kutukan itu tak bisa aku hapus, namun aku bisa menjauhkan Aurora dari bahaya.”
-
Peri Alam bersumpah melindungi Aurora dengan kekuatan alam.
-
Peri Waktu menambahkan, “Jika kutukan tak terhindarkan, aku akan memastikan waktu berhenti dan Aurora tertidur damai, hingga cinta sejati menemuinya.”
Tahun Berganti…
Aurora tumbuh menjadi gadis yang memesona dan berhati baik. Ketiga peri terus menjaganya:
-
Cahaya menebarkan kebahagiaan,
-
Alam menjaga harmoni lingkungan,
-
Waktu mengawasi agar nasib buruk tidak segera datang.
Namun pada hari ulang tahunnya yang ke-16, saat Aurora menjelajahi menara tua, ia menemukan jarum yang bersinar. Tanpa sadar, ia menyentuhnya—dan kutukan pun menjadi nyata. Aurora jatuh tertidur dalam damai.
Tiga peri menangis.
-
Peri Cahaya berkata, “Kini hanya cinta sejati yang bisa membangunkannya.”
-
Peri Alam menumbuhkan hutan lebat di sekitar istana sebagai perlindungan.
-
Peri Waktu memperlambat waktu, menunggu saat yang tepat.
Baca Juga : singa-yang-takut-pada-tikus-kecil
Bertahun-tahun Kemudian…
Legenda tentang putri tidur menyebar hingga ke kerajaan jauh. Seorang pangeran pemberani mendengar kisah itu dan tergerak oleh keinginan untuk menyelamatkannya.
Meskipun hutan tebal menghadang, sang pangeran terus maju. Dengan bantuan Peri Alam yang membuka jalan, ia akhirnya sampai ke istana dan melihat Aurora yang tertidur, dijaga oleh para peri.
Dengan penuh kasih, sang pangeran membisikkan,
“Aurora, aku datang untuk membangunkanmu.”
Ia mencium kening sang putri. Keajaiban pun terjadi. Bunga-bunga bermekaran, cahaya menembus hutan, dan Aurora membuka matanya.
“Terima kasih, Pangeran,” ucapnya lembut. “Aku telah menunggumu begitu lama.”
Kerajaan kembali bersukacita. Aurora dan sang pangeran menikah, hidup bahagia, dan ketiga peri tetap tinggal untuk menjaga kerajaan agar damai selamanya.
Baca Juga : peran-cloud-computing-dalam-pengembangan-aplikasi-mobile
Ilustrasi yang Bisa Dibayangkan
-
Aurora Tertidur: Berbaring anggun di ranjang penuh bunga, dengan cahaya lembut di sekelilingnya.
-
Tiga Peri Penjaga: Berkilau dengan warna khas—emas, hijau, dan biru—menjaga Aurora dengan sihirnya.
-
Pangeran Menyusuri Hutan: Mengayunkan pedangnya menembus semak, diterangi sinar dari Peri Alam.
-
Ciuman Cinta Sejati: Aurora tersenyum perlahan saat pangeran menciumnya, dan dunia di sekeliling hidup kembali.
Pesan Moral
Dongeng ini mengajarkan bahwa cinta sejati, keberanian, dan kesetiaan dapat mengalahkan segala kejahatan. Persahabatan dan kebaikan hati selalu memiliki kekuatan lebih besar dari kebencian.
Leave a Reply